DENPASAR – Jurnalbali.com
Ketua yayasan puri kauh Ubud, Dr. Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana, menyampaikan festival niti raja sasana bukan hanya sekedar kegiatan literasi, tetapi juga merupakan sarana edukasi yang bertujuan mengajak masyarakat umum untuk membaca dan memahami manuskrip serta sumber-sumber literasi terkait kepemimpinan
———
Mengingat Bali memiliki kekayaan yang sangat berlimpah dalam ajaran-ajaran kepemimpinan, yang menjadi dasar penting bagi kita dalam memilih pemimpin yang berkualitas pihaknya berharap masyarakat semakin teredukasi dan mampu menetapkan standar dalam memilih pemimpin.
“Standar ini diperlukan agar kita lebih kritis dalam menilai calon pemimpin yang sesuai dengan ajaran kepemimpinan yang ada di Bali” ujar Anak Agung Gede Ngurah Ari Dwipayana, selasa (23/7/2024) di Taman Baca Ubud
Lebih lanjut, dia menjelaskan dengan adanya festival sastra Saraswati sasana, masyarakat diajak untuk semakin mengalami literasi dan lebih kritis dalam menilai pemimpin serta tata kelola kepemimpinan.
“Ajang ini sebenarnya adalah bentuk pendidikan politik yang menggunakan jalan sastra dan kebudayaan. Banyak pihak lain yang melakukan pendidikan politik namun kami memilih pendekatan yang berbeda” tuturnya.
Menurut Ketua Yayasan Puri Kauh Ubud itu, pendidikan politik di sini bukan hanya tentang cara memilih dalam pilkada tetapi yang lebih penting bagaimana pemilih menjadi rasional dan kritis.
Selain itu, mereka harus mampu melihat track record dari kandidat, serta kritis terhadap janji-janji dan program yang disampaikan sehingga tidak mudah terbuai oleh hal-hal pragmatis dan transaksional.
“Harapan kami dari acara ini adalah, setelah pemimpin terpilih upaya untuk mengawasi jalannya pemerintahan tetap berjalan. Misalnya dalam penggunaan APBD yang merupakan dana publik, setiap warga di provinsi Bali harus tau bagaimana dana mereka digunakan jangan sampai dana publik digunakan dengan tidak tepat” tandasnya.
Penulis||Orin||Editor||Restin