Aliansi Bali Jengah Gelar Unjuk Rasa Tolak Kenaikan Harga BBM

26/09/2022 09:49
Array
Pembakaran ogoh-ogoh kecil dan pembakaran point-point tuntutan yang dilakukan Korlap Anggie Rumahorbo dalam aksi Aliansi Bali Jengah, senin(26/9/22). (FOTO/Bil)
banner-single

DENPASAR,Jurnalbali.com – 

Beberapa element masyarakat dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Bali Jengah menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Aksi Demonstrasi tersebut dilakukan di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali, renon, Denpasar pada hari Senin, (26/9/2022).

————-

Koordinator Lapangan (Korlap) aksi Bali Jengah, Anggie Rumahorbo mengatakan aksi yang dilakukan bukan karena penolakan terhadap transisi energi yang terbaru, tetapi kebijakan penurunan subsidi BBM belum merupakan momentum yang baik, sebab masyarakat masih melakukan pemulihan-pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19.

“Kalau mengenai pembahasan BBM ini, ya sepakat kita ke transisi energi yang lebih terbaru. Tapi lagi-lagi kita tau, dua tahun belakangan karena pandemi kita pun merangkak mengenai pemulihan ekonomi yang lebih baik lagi, tetapi lagi-lagi momentum yang ada sekarang ini, dengan kebijakan penurunan subsidi BBM, tentu kalangan masyarakat akan mengalami dampaknya,” ujarnya saat ditemui awak media.

Aksi masa yang berjumlah kurang lebih 100 orang tersebut berjalan dengan damai, namun dalam penyelenggaraan aksi tersebut terdapat beberapa hal berbeda yang ditonjolkan, yakni melakukan  pembakaran ogoh-ogoh kecil sekaligus pembakaran point-point tuntutan.

Anggie Rumahorbo mengatakan bahwa pembakaran ogoh-ogoh dan point-point tuntutan tersebut dilakukan dengan maksud memperlihatkan kekecewaan masa aksi kepada aparat kepolisian, karena selama melakukan aksi dianggap bukan merupakan golongan masyarakat Bali, dan untuk memperlihatkan ketidak percayaannya masa aksi kepada DPRD.

“Sebenarnya pada dasarnya kita mencoba menanggapi beberapa kalimat dari aparat yang mengatakan, yang demo disini bukan dari masyarakat Bali. Padahal pada dasarnya, setiap orang yang memang warga negara Indonesia punya hak untuk menyuarakan pendapatnya. Lalu mengenai beberapa teatrikal yang kita adakan, itu sebagai salah satu wujud kebosanan dan ketidakpercayaan kita terhadap DPRD, bisa dibilang lagi mosi tidak percaya,” ungkap korlap aksi tersebut.

Baca Juga :   Arak, Tuak dan Brem Bali Sah Diproduksi Bebas

Anggie juga menambahkan bahwa teatrikal pembakaran ogoh-ohoh yang dilakukan pada aksi tersebut diharapkan bisa menjadi penyegar baru bagi masa aksi dan masyarakat.

“Mungkin dari beberapa hal itu satu sisi bisa menjadi penyegar baru bagi masa aksi dan dari masyarakat yang mungkin bisa satu langkah di depan untuk menerima saran lebih mudah lagi kedepannya,” tambah korlap aksi Bali Jengah tersebut.

Aksi yang dilakukan oleh Aliansi Bali Jengah tersebut membawa sederet point tuntutan yang terdiri dari : 1. Menolak kenaikan harga BBM, 2. Mendesak pemerintah untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM di Indonesia, terhusus menarik milliter di tanah Papua, 3. Menolak kebijakan pemulihan ekonomi yang berpihak pada investor dan kebijak iklim yang tidak mempertimbangkan hak rakyat pada G-20, 4. Menolak pemangkasan upah buruh dan undang-undang cipta kerja, 5. Mendesak pemerintah dan DPRD-RI untuk bertanggung jawab terhadap pelemahan KPK dalam undang-undang KPK yang bermasalah, 6. Menuntut pemerintah untuk segera merivisi pasal-pasal bermasalah yang berpotensi mengekang kebebasan berpendapat dan berekspresi dalam undang-undang ITE, 7. Mendesak Presiden dan Wakil Presiden RI untuk menghapus dan atau untuk mengganti pasal-pasal bermasalah yang mengecam penerapan nilai demokrasi dan HAM dalam RKUHP.

Unjuk rasa yang dilakukan Aliansi Bali Jengah bukan yang pertama kalinya dilakukan, pada hari itu merupakan aksi demonstrasi yang dilakukan oleh Aliansi Bali Jengah merupakan aksi demonstrasi ke tiga yang sudah digelar.

Anggie Rumahorbo pula mengatakan bahwa akan terdapat aksi lanjutan yang akan dilakukan oleh Aliansi Bali Jengah dan akan membawa jumblah massa aksi yang lebih banyak.

“Pasti ada aksi lanjutan yang akan dilakukan, dan harapannya eskalasinya lebih banyak,” pungkasnya.(*/BK)

Baca Juga :   Kapolda: Jika Ada Sengketa Pers, Koordinasikan dengan SMSI Bali

Penulis|Gilbert Kurniawan Oja|Editor|Edo

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya