Kadis Dikpora Bali Tegaskan Belajar Tatap Muka Tetap Dilaksanakan Dengan Syarat

26/06/2021 02:54
Kasisdikpora Bali, Dr. Drs. Ketut Ngurah Boy Jayawibawa. (FOTO : ist)
banner-single

DENPASAR Jurnalbali.com-

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam situasi pandemi Covid-19 menimbulkan pro kontra di tengah masyarakat. Para orangtua berkeinginan agar anaknya segera bersekolah, namun di sisi lain tidak sedikit orang tua juga khawatir dilakukannya pembelajaran tatap muka (PTM) karena masih dalam situasi pandemi.

“Menyikapi hal tersebut, Dinas Pendidikan tetap melakukan PTM pada bulan Juli 2021 sesuai dengan SKB 4 menteri dengan sistem on-off 50 persen dan pembatasan di masing-masing kelas untuk menghindari kerumunan,” kata Kasisdikpora Bali, Dr. Drs. Ketut Ngurah Boy Jayawibawa, Jumat (25/6/2021) di Denpasar.

Namun demikian lanjutnya, kebijakan tersebut tidak terlepas dari dinamika perkembangan kasus Covid-19 sehingga dalam hal ini pihaknya selalu berkoordinasi dengan masing-masing kepala sekolah di daerah dan satgas penanggulangan Covid-19.

“Kami tidak menampik adanya penundaan rencana kegiatan PTM, karena hal itu tergantung dari dinamika perkembangan Covid-19 di tiap-tiap daerah, selain zona merah akan tetap dilaksanakan PTM. Dan pihak sekolah memberikan opsi kepada para orang tua mau melaksanakan PTM atau PJJ,” ucapnya.

Terkait adanya lonjakan kasus Covid-19, Kasisdikpora mengatakan bahwa pihaknya mengimbau kepada para orangtua agar mengikuti kebijakan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan kita bersama.

“Kami imbau kepada para orangtua siswa-siswa agar tidak terprovokasi dan mengikuti kebijakan pemerintah demi kesehatan dan keselamatan anak-anak kita,” ujarnya.

Ditemui terpisah, Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bali, I Gede Agung Teja Bhusana Yadnya, SSTP, M.Si mengungkapkan bahwa lonjakan angka Covid-19 di Bali tidak terlepas dari seruan bekerja dari Bali atau WFB hingga kunjungan turis lokal/PPDN atau Pelaku Perjalanan Dalam Negeri yang berlibur ke Bali.

“Seruan bekerja dari Bali atau WFB hingga kunjungan turis lokal/PPDN yang berlibur ke Bali dinilai menjadi sebab kasus Covid-19 di Bali melonjak drastis, untuk itu perlu memperketat pintu keluar masuk Bali, lebih mentaati protokol kesehatan dan mengoptimalkan vaksinasi serta traching terhadap pelaku perjalanan dan kerumunan,” katanya.

Baca Juga :   Rayakan HUT ke-7, Media Sudut Pandang Gelar Seminar Nasional Bertajuk Bali Move On

Hal senada juga disampakaikan Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr. Ketut Suarjaya, dengan adanya lonjakan tersebut Pemprov Bali telah melakukan langkah-langkah untuk menekan penyebaran Covid-19 di Bali dengan memperketat pintu-pintu masuk Bali. “Pemerintah telah melakukan upaya penekanan penyebaran Covid-19 di Bali dengan memperketat pintu-pintu masuk terutama yang datang dari Zona Merah,” pungkasnya. (*/Sin)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya