JAKARTA,Jurnalbali.com
Hanya PDIP yang pada Pilpres 2024 mendatang boleh mengusung kader sendiri untuk menjadi Capres maupun Cawapres, karena partai pimpinan Megawati Soekarno Putri ini telah memenuhi parlementary trashold 20 persen yang disyaratkan oleh Undang-undang.
——————-
Hingga kini baru ada tiga partai besar di luar PDIP yang telah melahirkan koalisi dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), dan belum ada partai lain yang membntuk koalisi guna memenuhi ketentuan parlementary trashold. Lanta bagaimana dengan partai Nasdem? Apakah sudah mengambil ancang-ancang membentuk koalisi baru ataukah bergabung ke PDIP seperti saat Pilpres 5 tahun silam?
Tampaknya Partai Nasdem tidak tergiur untuk turut menggandeng partai lain dalam koalisi baru, minimal dalam waktu beberapa bulan kedepan.
Hal itu diakui Sekretaris Jenderal Partai Nasdem, Johnny G Plate. Ia mengatakan partainya tidak terburu-buru membentuk koalisi untuk Pilpres 2024. Koalisi partai politik kata dia, akan terbentuk setelah calon presiden yang diusung partainya sudah final.
Hal itu disampaikan Johnny menanggapi pertanyaan kemungkinan koalisi dengan Partai Demokrat berangkat dari kunjungan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bersama putra sulungnya sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono ke DPP Partai Nasdem pada Minggu (5/6) malam.
Johnny menerangkan, sebelum membentuk koalisi, partainya lebih dahulu menggelar rapat kerja nasional (rakernas). Dalam rakernas, setiap Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Nasdem mengusulkan calon yang mengerucut pada tiga hingga empat kandidat.
Selanjutnya, kata dia, kandidat tersebut diserahkan kepada Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh untuk menentukan satu kandidat final. Setelahnya, calon yang diusung Partai Nasdem akan dibicarakan dengan partai lain sebagai calon mitra koalisi.
“Calon itu dibicarakan bersama calon-calon mitra koalisi. Calon-calon mitra koalisi nanti akan kami bicarakan setelah rakernas. Nasdem tidak membentuk koalisi sebelum ada capres,” ujar Johnny di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (8/6).
Menurut Johnny, partainya juga tidak mengundang calon presiden hadir dalam rakernas nanti. Alasannya, rakernas bertujuan untuk memilih dan merekomendasikan calon presiden.
“Tidak ada calon yang diundang. Ini rakernas Nasdem untuk memilih, merekomendasikan calon presiden. Kalau kami mengundang calon presiden, nah itu lain lagi,” katanya.
Johnny menegaskan, Partai Nasdem pada dasarnya terbuka dengan semua partai untuk membentuk koalisi. Catatannya, parpol tersebut memiliki cita cita dan semangat yang sama.
“Dengan landasan utamanya itu kebangsaan kenegarwanan dan kontinitas pembangunan nasional,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) ini. (*/SA)