ENDE, Jurnalbali.com –
Iring-iringan Presiden Joko Widodo terhenti di Simpang Lima, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena sambutan warga yang begitu antusias. Jokowi menghentikan rombongannya dan memilih menyapa warga. Ia meladeni permintaan foto dari sejumlah warga yang menunggu di pinggir jalan.
————————-
“Warga sangat antusias menyambut kehadiran Presiden dan Ibu Iriana. Di sini, Presiden dan Ibu Iriana membagikan buku dan sempat berfoto dengan warga,” dikutip dari keterangan tertulis Sekretariat Presiden, Selasa (31/5).
Jokowi berfoto bersama warga di dekat mobil kepresidenan. Sejumlah anggota Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres) mengawal Jokowi selama sesi foto itu.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu pun tak tergesa-gesa meninggalkan warga meski baru tiba dari Jakarta. Dia memilih menghabiskan sore hari untuk menyapa warga Ende.
“Jarak bandara dengan tempat menginap yang biasanya ditempuh hanya dalam waktu tidak kurang dari sepuluh menit kali ini Presiden dan rombongan menempuh dalam waktu 30 menit karena banyaknya warga yang menyambut,” tulis Setpres.
Setelah menyapa warga, Jokowi melanjutkan perjalanan ke hotel. Ia baru akan berkegiatan di NTT esok hari.
Jokowi bakal memimpin upacara peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende. Sejumlah pejabat negara, seperti Ketua DPR Puan Maharani dan Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Megawati Soekarnoputri hadir dalam upacara itu.
Jokowi pun akan mengikuti proses pemberian gelar adat. Sebanyak 21 tokoh adat akan menyematkan gelar Mosolaki Ulu Beu Eko Bewa, Ulu Rembe Eko Mapa kepada Jokowi.
Saat akan berangkat menuju Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Rabu, 1 Juni 2022, Presiden Joko Widodo dan Ibu Iriana Joko Widodo menyapa dan berfoto bersama warga yang telah menantikan sejak pukul 05.30 WITA.
Pukul 07.05 WITA, Presiden yang mengenakan pakaian Ragi Lambu Luka Lesu dengan kain motif perpaduan warna merah dan hitam yang merupakan pakaian adat Ende, sementara Ibu Iriana yang mengenakan perpaduan kain motif berwarna coklat dan ungu tua, menyapa warga.
“Terima kasih, terima kasih,” ucap Presiden menjawab teriakan warga yang memanggil dirinya. “Sini foto,” ucap Ibu Iriana memanggil seorang anak, yang kemudian diambil foto oleh ibunya.
Pukul 07.25 WITA, Presiden dan Ibu Iriana bersama rombongan berangkat menuju Rumah Pengasingan Bung Karno, Kabupaten Ende.
Pagi tadi, Rabu 1 Juni 2022, di bumi lahirnya Pancasila, Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) beserta Ibu Ibu Iriana Jokowi berkunjung ke salah satu tempat yang menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia, yaitu Rumah Pengasingan Bung Karno di Kabupaten Ende, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Jejak perjuangan Bung Karno masih terlukis jelas di rumah tersebut. Di sana, Presiden dan Ibu Iriana berkesempatan melihat berbagai macam barang-barang peninggalan Bung Karno bersama keluarga selama diasingkan, seperti lukisan tangan Bung Karno dan naskah drama sandiwara yang terukir kesan mendalam akan nilai persahabatan, kerakyatan, dan cintanya terhadap alam.
Seorang Juru Pelihara tempat bersejarah tersebut, Syarifudin, mengatakan bahwa Rumah Pengasingan Bung Karno telah terkenal sampai ke luar negeri. Ia pun mengaku senang dan bersyukur atas kunjungan Kepala Negara ke Rumah Pengasingan Bung Karno tepat di hari lahir Pancasila yang dinilai sangat berharga.
“Saya rasa bangga pada tahun 2022 hari ini juga tepatnya 1 Juni lahirnya Pancasila Bapak Presiden Joko Widodo sudah berkenan hadir di acara lahirnya Pancasila di bumi lahirnya Pancasila, dan sempat berkunjung ke rumah Presiden pertama kita yaitu Ir. Soekarno, saya rasa bangga, senang, dan terharu,” ucap Syarifudin penuh haru, sebagaimana dikutip dari laman resmi Sekretariat Kabinet RI.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Yudian Wahyudi menjelaskan bahwa saat diasingkan, Bung Karno pernah menyebut tempat ini sebagai ‘ujung dunia’, di mana pada waktu itu tidak pernah terbayangkan bangsa Indonesia dapat merdeka. Namun dengan jiwa cinta Tanah Air yang sangat besar,Bung Karno mampu mengubah situasi tersebut menjadi semangat dalam memerdekakan Tanah Air.
“Di situlah beliau (Bung Karno, red) bisa memanfaatkan dari situasi yang sangat menekan itu menjadi semangat pembebas lebih lanjut. Oleh karena itu, Ende ini menjadi salah satu titik utama dalam perjalananBung Karno, Pancasila dan akhirnya kemerdekaan,” ucap Kepala BPIP. (*/Bil)