Netizen Pertanyakan Krisis Beras Sehingga Orang Manggarai Makan Beras Makasar

05/02/2022 12:19
Array
Ilustrasi beras. (FOTO/Ist)
banner-single

LABUAN BAJO, Jurnalbali.com

Orang Manggarai mengkonsumsi beras dari luar Manggarai, apalagi dari Provinsi lain tentu sah-sah saja. Namun jika mengkonsumsi beras yang bukan produksi alam Manggarai karena terpaksa, atau karena di Manggarai sudah tidak ada produksi beras, menjadi pertanyaan besar.

————————

Sebab, baik Manggarai Barat, Manggarai Timur dan Manggarai Tengah adalah daerah agraris, dimana mayoritas penduduknya adalah petani.

Beberapa netizen menulis status dan komentar di media sosial (facebook) bahwa alasan terjadinya kelangkaan beras atau tepatnya krisis beras di seluruh Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi lantaran Lembor, sebagai salah satu daerah penghasil beras untuk tiga Kabupaten Manggarai selama setahun tidak bercocok tanam karena ada perbaikan irigasi adalah alasan yang tidak masuk akal.

“Perbaikan irigasi di Lembor adalah kegiatan terencana dan sudah diagendakan, paling tidak satu tahun sebelum perbaikan irigasi itu dilakukan. Perbaikan irigasi tidak seperti orang yang meninggal, yang tidak pernah direncanakan. Nah, waktu merencanakan perbaikan irigasi, mengapa pemerintah Manggarai Barat (yang mewilayahi Lembor-red) tidak membuat skema keberlangsungan produksi beras? Itu kan tanggungjawab pemerintah Manggarai Barat. Mereka kemana saja?’ ujar salah seorang Netizen yang menulis di Facebook pada Sabtu 5 Februari 2022.

Komentar para netizen tersebut merespon berita yang ditulis bali.poskota.co.id dan jurnalbali.com (Jumat 4 Februari) tentang fakta kelangkaan beras di Manggarai, sehingga salah seorang pengusaha di Labuan Bajo Manggarai Barat bernama Henry Chandra, yang juga pemilik toko Maha Putra Labuan Bajo memasok beras rata-rata 70 sampai 75 ton sebulan.

Beras yang dipasok Henry Chandra, yang juga pemilik toko Maha Putra Labuan Bajo, sesuai pengakuannya dalam berita tersebut berasal dari Makasar. Sontak, para netizen ramai berkomentar. Ada yang mempertanyakan aktifitas pasok beras Makasar oleh toko Maha Putra Labuan Bajo karena diketahui tidak membayar retribusi, namun ada pula yang mendukung langkah toko Maha Putra Labuan Bajo, karena dinilai menyelamatkan krisis beras di Manggarai.

Baca Juga :   Bawa Program Literasi Politik, Politician Academy Kini Hadir di NTT

Bahkan salah seorang netizen dengan nama akun Victor Mansyel, menulis bahwa pengusaha yang memasok beras tanpa pungutan retribusi harus diproses secara hukum. ‘Harusnya diproses hukum terhadap mafia yang mencari keuntungan diri sendiri tanpa bayar retribusi ke Pemda Mabar. Sangat lucu dan miris lagi Pemda Mabar sampai tidak tau ada masuk beras dari luar wilayah setiap bulannya. Sehingga lengkaplah penderitaan Mabar,’ tulisnya di Facebook Sabtu 5 Februari 2022.

Namun pendapat netizen ini, disanggah oleh netizen lainnya dengan nama akun Marcel J Dwandak. “Itu hanya masalah hukum pak, tapi kita harus berterimakasih kepada pemilik Toko Mahaputra bahwa beliau memberikan kehidupan atas kekurangan beras di Manggarai Barat, apalagi harganya terjangkau dan membantu menekan lajunya harga beras. Jadi kita harus melihat dari berbagai aspek, jangan hanya dari satu aspek saja,’ tulis akun facebook atas nama Marcel J Dwandak. (*/Rio/Bil)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya