Toleransi Membumi Lagi di Bumi NTT Saat Pembukaan Pesparani II di Kupang

28/10/2022 03:45
Pesparani II tahun 2022 diselenggarakan di Kupang NTT. (FOTO/Ist)
banner-single

KUPANG,JurnalBali.com – 

Dari halaman Stadion Oepoi – Kupang, ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terpancar suasana toleransi antar umat beragama untuk Indonesia dari bumi Nusa Tenggara Timur. Itulah yang terjadi pada pembukaan Expo Nusantara, Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) kedua tahun 2022, yang kali ini diselenggarakan di ibu kota Provinsi NTT, Kupang Kamis, 27 Oktober 2022.

———-

Umat berbagai agama berbondong-bondong dating memadati halaman Stadion Oepoi – Kupang. Mereka ingin menyaksikan kemeriahan pembukan Pesparani kedua tahun 2022, meski mereka bukan umat beragama Katolik. Sebab Pesparani adalah even tahunan lomba paduan suara lagu-lagu gereja Katolik yang diikuti utusan peserta dari seluruh Indonesia.  

Sering sekali terjadi, kejadian-kejadian serupa. Bila ada Umat Muslim membuat acara, semisal MTQ, beberapa kelompok umat dari Agama Protestan maupun Katolik turut menyumbang acara guna memeriahkan acara. Demikian pun sebaliknya.

“Saya beragama Islam, tetapi saya tertarik menyaksikan Pesparani ini. Saya ingin melihat langsung dan mengenal umat Katolik dari seluruh Indonesia, lebih khusus mau berfoto dengan Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo,” cerita Siti Halima seorang penonton yang ikut memadati halaman Stadion Oepoi untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara, Kamis, (27/10/2022).

Perempuan 31 tahun dari Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang ini mengatakan di NTT, masyarakatnya sudah terbiasa dengan toleransi. Maka ketika gawai akbar di Kota Kupang, dirinya berharap semua orang yang datang dari berbagai daerah bisa menganggap Kota Kupang sebagai rumah yang penuh damai.

“Mari dan nikmati Kota Kupang, rumah bagi sejuta umat, tempat teraman bercerita soal toleransi,” ujarnya.

Sedikitnya lebih dari 400 orang memadati halaman Stadion Oepoi untuk menyaksikan pembukaan Expo Nusantara. Di tengah keramaian, tidak saja umat Katolik tetapi nampak umat dari berbagai kalangan iman.

Baca Juga :   Dengan Semangat Bersatu di Tanah Rantau, Warga Flores Timur dan Lembata Deklarasikan Forkom Tite Hena

“Ada pesan toleransi yang kuat dalam kegiatan hari ini. Para pengisi acara adalah ibu-ibu muslim dan penari seka rjagad para pemudi Hindu. Termasuk Ketua Umum Pesparani II ini adalah seorang Muslim sekaligus Wakil Ketua MUI NTT, KH Jamaludin Ahmad, serta panitia lokal yang berasal dari agama lain,” ujar Uskup Agung Jakarta, Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo.

Uskup Agung Jakarta sekaligus Ketua Konferensi Waligereja Indonesia ini menambahkan perayaan Pesparani Nasional II ini diadakan bersamaan dengan perayaan Sumpah Pemuda 28 Oktober.

“Ada makna persatuan dan semangat persaudaraan yang mau disampaikan. Bila berkaca pada sejarah maka umat Katolik sadar bahwa Pesparani adalah peristiwa rohani dan peristiwa kebersamaan. Perayaan untuk Tuhan dan Tanah Air,” jelasnya.

Ia memberi contoh ikon toleransi Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta yang dihubungkan dengan terowongan silahturahmi. Karena itu, dirinya berharap Pesparani Nasional II ini tidak lagi bersifat kedaerahan tetapi menjadi satu kesatuan yang kuat yang membawa nama Gereja dan Bangsa.

Penulis|Tim|Editor|Edo

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya