Kematian Bocah I Kadek Sepi Mencurigakan, Kuburnya akan Dibongkar

04/10/2021 02:30
Array
Siti Sapurah alias Ipung (FOTO/Ist)
banner-single

AMLAPURA Jurnalbali.com

Kematian tak wajar yang menimpa bocah berusia 13 tahun bernama I Kadek Sepi di dusun Babakan, kecamatan Abang, Karangasem menuai reaksi dari berbagai pihak. Tak terkecuali dari aktivis perlindungan perempuan dan anak, Siti Sapurah.

—————————

Menurut dia, ada keanehan yang terdapat pada tubuh korban saat meninggal. Seperti beberapa luka lebam dan cedera serius. Namun oleh ayah korban, mengatakan jika korban meninggal karena diare. Padahal, sebelum meninggal korban sempat bermain layangan.

Siti Sapurah pun mendesak kepolisian untuk melakukan langkah konkrit dan meminta Kapolres Karangasem, AKBP Ricko AA Taruna mengambil langkah untuk menanggapi laporan dari sepupu korban kepada pihak kepolisian terkait kejanggalan tewasnya korban tersebut.

“Mumpung sekarang belum upacara dan korban sudah dikubur, alangkah baiknya kepolisian segera mengambil langkah untuk otopsi,” Katanya Minggu (3/10/2021).

Wanita yang akrab disapa Ipung ini mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mesti mendapat perhatian serius aparat. Apalagi anak-anak adalah generasi penerus bangsa.

“Anak-anak kan tidak bisa melawan. Entah siapa pelakunya jika ini memang ada unsur penganiayaan, dugaan kasus yang menimpa anak itu tidak usah ditutupi. Seusia dengan pasal 80 ayat (3) UU Perlindungan Anak, jo pasal 330 tentang pembunuhan dan pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Pelakunya bisa terancam hukuman seumur hidup atau hukuman mati. Kami minta polisi serius dalam hal ini,” tambahnya.

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, korban  I Kadek Sepi meninggal dunia pada Selasa (21/9/2021) sekitar pukul 18.00 wita di kediamannya di dusun Babakan, kecamatan Abang, Karangasem.

Korban  meninggal dalam kondisi tak wajar. Tubuhnya penuh luka lebam bahkan cedera serius. Sebelum dinyatakan meninggal, korban  bersama adiknya sempat bermain layangan di desa setempat.

Baca Juga :   Menteri Pariwisata : Jika tak Diselamatkan, Pantai Pandawa Hanya Sampai Maret

Kematian korban sendiri menyisahkan pertanyaan dari banyak pihak. Pasalnya, ayah kandung korban bernama I Nengah Kicen memberitahu keluarga besarnya jika korban meninggal karena sakit diare.

Namun kejanggalan pun ditemukan saat pihak keluarga memandikan jenazah korban pada Kamis (23/9/2021).

Ditemukan luka lebam di dada dan leher bagian belakang. Selain itu ada luka lecet di telinga. Tak cukup sampai si situ, leher korban juga diduga patah. Karena curiga korban merupakan korban kekerasan atau KDRT, sepupu dan paman korban melaporkan kejadian itu ke pihak kepolisian.

Dari laporan itu, nantinya pada Selasa (5/10/2021), jasad korban nantinya akan diangkat kembali dari liang lahatnya untuk selanjutnya dilakukan otopsi. ( */Mpr)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya