Ansy Lema: Perayaan Natal Bangun Solidaritas dan Gotong Royong

27/12/2021 02:57
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau Ansy Lema (FOTO/Ist
banner-single

JAKARTA Jurnalbali.com

Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Yohanis Fransiskus Lema, S.IP, M.Si atau Ansy Lema mengucapkan Selamat Hari Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 kepada umat kristiani di seluruh nusantara, terutama umat kristiani di provinsi di Nusa Tenggara Timur (NTT).

————————

Meneruskan ucapan Selamat dan Pesan Natal yang disampaikan Ketua Umum PDI Perjuangan Ibu Megawati Soekarnoputri, Ansy mengatakan perayaan Natal harus menjadi momen reflektif-transformatif untuk membangun solidaritas dan gotong royong serta semakin giat menebar kebaikan kepada sesama yang tersisih dan terpinggirkan.

“Melalui Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Ibu Ketua Umum Megawati Soekarnoputri berpesan agar melalui perayaan Natal, kita dapat membangun semangat solidaritas, gotong royong, dan menebar kebaikan sebagaimana Yesus Kristus yang lahir ke dunia untuk melakukan karya penyelamatan, bahkan mengorbankan diri-NYA bagi kepentingan umat manusia,” ujar Ansy.

Transformasi Kandang

Menurut Ansy, kelahiran Yesus menunjukkan berbagai pesan dan nilai kemanusiaan universal yang harus dilakukan. Di antaranya, Yesus lahir di kandang hina dan di hadapan para gembala menunjukkan preferensi keberpihakan dan solidaritas Allah kepada mereka yang terpinggirkan.

Para gembala adalah simbol kaum miskin-marginal, terpinggirkan atau tersisih. Natal membawa pesan agar umat kristiani memiliki perhatian, kepedlian, keberpihakan kepada kaum miskin (option for the poor), tersisih dan tersisihkan secara kultural-struktural.

“Salah satu pesan yang menarik adalah “transformasi kandang”. Sebagai Putra Allah, Yesus dilahirkan di kandang, pertama kali hadir kepada para gembala. Yesus memberikan pesan tegas dan jelas tentang preferensi sikap dan solidaritas Allah kepada mereka yang miskin dan terpinggirkan. “Kandang” dan “para gembala” bukan pinggiran dalam misi penyelamatan Yesus Kristus, melainkan menjadi sentral dalam karya penyelamatan-NYA,” lanjut Ansy.

Baca Juga :   BEM FH Unud Desak Pemerintah Evaluasi PPKM di Bali

Dalam konteks NTT, Ansy mengaku memaknai pesan solidaritas Natal sebagai kerja konkrit untuk menyejahterakan Nelayan, Tani, dan Ternak (NTT). Pertama kali mendapat mandat rakyat sebagai anggota DPR RI yang duduk di Komisi IV, Ansy telah mengidentifikasi “para gembala” sebagai barisan nelayan, petani dan peternak.

Jika dibedah angka Badan Pusat Statistik (BPS), realitas kemiskinan di NTT adalah kemiskinan petani, peternak, dan nelayan. Ini sangat ironis, mengingat potensi pertanian, peternakan, kelautan-perikanan yang besar di NTT.

“Karena itu, sejak berada di Komisi IV, saya secara sadar mengubah sebutan negatif tentang NTT, dari “Nasib Tidak Tentu”, “Nusa Tidak Terurus”, “Nanti Tuhan Tolong” menjadi “Nelayan, Ternak, Tani”. Masa depan NTT ada di tiga sektor primer ini, sehingga secara tegas saya selalu mendesak negara agar secara akseleratif membangun sektor pertanian, peternakan, dan kelautan-perikanan di NTT,” jelas Ansy.

Karena itu, Ansy mengajak masyarakat NTT agar menjadikan momentum Natal sebagai oase baru untuk menimba energi dan semangat solidaritas serta gotong royong serta untuk membangun NTT di sektor pertanian, peternakan, dan perikanan-kelautan. (*/Bil)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya