Hotmix Perak-Beamese Masuki Masa Pemeliharaan, Kontraktor Siap Perbaiki Bila Ada Kerusakan

26/02/2022 01:36
Array
Ruas jalan yang sudah rusak. (FOTO/Eks)
banner-single

RUTENG, Jurnalbali.com

Kendati hotmix segmen Perak-Beamese, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikerjakan oleh PT. Safari telah tuntas dikerjakan dan selesai tepat waktu, akan tetapi kontraktor proyek masih tetap memiliki tanggung jawab masa pemeliharaan. Bila ada kerusakan kontraktor wajib memperbaiki.

——————-

“Jadi ada masa pemeliharaan selama beberapa bulan, bagi kontraktor proyek sejak penyerahan akhir pengerjaan proyek atau final,” Jelas Erik Rekanan pihak PT. Safari kepada media ini, Sabtu, 26 Februari 2022.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa pada masa pemeliharaan ini kontraktor masih melakukan pemantauan hasil pekerjaan dan serta memelihara agar tidak terjadi kerusakan-kerusakan yang tidak diinginkan.

“Seluruh biaya selama masa pemeliharaan tersebut dan kerusakan bangunan masih ditanggung kontraktor,” terangnya.

Usai masa pemeliharaan ini barulah nantinya diserahkan kepada dinas terkait yakni Dinas Pengerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai sebagai penyerahan akhir.

Terkait hotmix ruas Perak-Beamese, Kecamatan Cibal itu sudah PHO dan juga diperiksa oleh BPK tidak ditemukan tidak ada kekurangan baik segi kuantitas maupun kualitas. “Kalaupun ada kerusakan itu pasti kita perbaiki,” tutupnya.

Sebelumnya diberitakan, pekerjaan hotmix Perak-Beamese, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dikerjakan PT. Safari tahun 2021 lalu dipertanyakan kualitasnya. Pasalnya, lapisan aspal butas/hotmix yang baru dikerjakan akhir 2021 itu kini terlihat rusak parah dan memprihatinkan

Berdasarkan informasi yang dihimpun media ini proyek jalan sepanjang dua (2) kilometer lebih ini dikerjakan dengan anggaran senilai Rp 7 miliar bersumber dari dana hibah Provinsi Nusa Tenggara Timur melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penata Ruang (PUPR) Kabupaten Manggarai. kini Badan jalan sudah mulai rusak parah.

Baca Juga :   Pasca MoU dengan PT KAO, Kemenparekraf akan Ajak Stakeholders Lain Bangkitkan Desa Wisata

Pantauan media ini, Rabu (23/2), jalan hotmix itu terlihat seperti bangunan jalan aspal lapisan pengerat (Lapen) karena terlihat dikerjakan asal jadi. Standar atau mutu pekerjaan pun menjadi tanda tanya. Tampak ada titik jalan yang sudah rusak dan berbentuk garis retak panjang di badan jalan.

Kerusakan itu diduga kuat akibat dari penggunaan material yang tidak sesuai spesifikasi. Padahal sesuai perencanaan, usia pekerjaan itu dapat bertahan lama selama beberapa tahun kedepan. (*/Kos)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya