Srikandi Berdarah Bali, Sabet Medali Emas ASEAN Paragames Solo 2022

01/08/2022 02:13
Array
Ni Made Arianti yang turun di nomor 100 meter putri T12 (kerusakan pengeliatan) sukses meraih emas setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 13,7 detik. (FOTO/Ist)
banner-single

SOLO,Jurnalbali.com – 

Hari kedua gelaran pertandingan ASEAN Paragames Solo 2022, Indonesia berhasil menambah kepingan medali emas melalui cabang olahraga Para-atletik. Berkat ikatan yang kuat bersama pendampingnya, Ni Made Arianti yang turun di nomor 100 meter putri T12 (kerusakan pengeliatan) sukses meraih emas setelah menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 13,7 detik pada perlombaan di Stadion Manahan, Senin (1/8/2022).

—————

“Sebenarnya deg-degan saat akan tampil. Karena saya tidak dalam kondisi terbaik, kaki belum fit dan ini kali pertama lari di kelas ini pakai guide dan ternyata bisa,” ujar Arianti bahagia.

Perasaan senang tidak bisa disembunyikan oleh Arianti. Sejak menginjakan garis finis, dirinya berlonjak gembira, langsung memeluk pemandunya. Keduanya langsung menyematkan Bendera Merah Putih dipunggungnya untuk difoto media. Senyum lebar tidak lepas dari wajah Arianti.

Dengan nafas yang masih terenggah-enggah, Arianti mengaku bahagia. Meski, sebelum bertanding dirinya sempat gelisah dan tidak dalam kondisi terbaik karena punggung kaki kirinya sempat sobek saat pralomba.

Bagi Arianti, peran Bayu untuknya sangat besar. Karena saat turun di kelas berbeda tanpa pendamping, dia mengaku belum bisa mencatatkan hasil maksimal. Sementara bersama pendamping, justru bisa menghasilkan emas.

“Saya sama mas Bayu kebetulan memiliki kebiasaan yang sama. Jadi di luar lapangan bisa asik komunikasinya. Apalagi dia memberikan perhatian yang bagus, jadi kalau butuh apa-apa selalu dibantu dan dia juga membantu saya dalam latihan teknik. Dia membimbing saya. Seperti saat kaki saya sakit, dia menyemangati saya bahwa mereka pasti bisa,” ungkap Arianti.

Nomor T12 ini merupakan kategori baru bagi Arianti. Sebelumnya ia turun di klasifikasi berbeda. Namun, karena turun di kelas ini, maka Arianti yang memiliki kerusakan pengelihatan mendapatkan pendamping, yakni Bayu Aji Laksono.

Baca Juga :   Difasilitasi Gubernur Wayan Koster, Konflik Asita Deselesaikan Secara Damai

Dua bulan dia mempersiapkan diri bersama Bayu untuk bisa mendapatkan hasil maksimal di nomor ini. Berlatih di kelas baru memang tidak mudah, untuk itu, Bayu berinisiatif untuk lebih memperhatikan Arianti selama dua bulan mereka berlatih pagi dan sore.

Karena diperhatikan, maka Arianti pun mau menurut apa yang dikatakan Bayu sebagai pemandunya. Terutama dalam hal teknis berlari, hingga mereka pun bisa mendapatkan ikatan yang kuat pada saat perlombaan.

Mendapatkan emas di nomor 100 meter, Arianti pun semakin termotivasi untuk bisa meraih hasil maksimal di dua nomor lainnya yang akan diikuti, yakni 200 meter dan 400 meter T12. Meskipun, di nomor-nomor menengah kelasnya akan digabung dengan kelas T13 sehingga persaingan akan lebih ketat.

“Karena digabung nanti kelasnya, bisa dengan kelasnya Putri Aulia (T13) atau dengan kelas lainnya dengan klasifikasi serupa. Karena ini bukan spesialis kelasnya, dan secara persaingan lawan juga lebih berat,” kata Bayu menambahkan. (*/Bil)

Penulis|Editor|Edo

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya