PT Geotronix Pamerkan Teknologi Multibeam Echosounder Untuk Memetakan Dasar Laut

24/08/2022 02:58
Array
Direktur PT Geotronix, Fajar Setio Adi (FOTO/Bil)
banner-single

NUSA DUA, Jurnalbali.com – Pertemuan International North Indian Ocean Hydrographic Commission (NIOHC) ke-21 yang berlangsung di Hotel Hilton Nusa Dua, pihak penyelenggara, mengundang beberapa perusahaan yang memproduksi alat-alat kelengkapan observasi bawah laut untuk memamerkan produk-produk mereka dan diperkenalkan kepada peserta NIOHC ke-21.

——————————————————————-

Salah satu perusahaan sperti itu dalah PT Geotronix. Perusahaan ini memamerkan teknologi multibeam echosounder atau alat untuk memetakan dasar laut dan kontur 3 dimensi dasar laut yang diinstal pada jetski.
Multibeam echosounder yang diinstal di jetski ini pertama kali ada di dunia dan dilakukan berkat kerjasama Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) dengan PT Geotronix.

“Jadi sebelumnya belum pernah di dunia alat ini (multibeam echosounder) di jetski karena biasanya alat ini diinstalnya pada kapal survei atau di kapal jenis speedboat. Untuk pertama kali di dunia atas inisiatif dari Pushidrosal kami diminta untuk menginstal multibeam ini di jetski,” ujar Direktur PT Geotronix, Fajar Setio Adi, saat ditemui di Nusa Dua, Selasa 23 Agustus 2022.

Dilakukan penginstalan multibeam echosounder pada jetski permintaan Pushidrosal saat itu untuk melakukan rapid survei pada saat kebencanaan dan harus melakukan survei cepat untuk mengetahui kondisi dasar lautnya seperti apa, kondisi kebumiannya di dasar laut seperti apa, ada obyek apa di dasar laut maka jetski itu bisa di deploy dengan cepat.

“Misalkan ada kapal karam itu bisa dilakukan survei dengan cepat dengan jetski karena kalau kita menggunakan kapal survei atau kapal lebih besar itu lebih sulit. Contoh misalkan ada pesawat terbang jatuh seperti kemarin (SJ 182) kalau kita memobilisasi kapal survei agak sulit dan juga seperti ada kapal karam di danau toba itu tidak gampang surveinya,” imbuh Fajar.

Baca Juga :   Selama PPKM Darurat, Jumlah Pasien Positif di Bali Dekati Angka 10.000 Orang 

Sebelumnya sepengatahuannya di dunia belum pernah ada pemasangan multibeam echosounder di jetski dan ini pertama kalinya di dunia dilakukan pemasangan multibeam echosounder oleh PT Geotronix dengan inisiasi dari Komandan Pushidrosal.

Pemasangan multibeam echosounder pada jetski dilakukan pada bulan Juli 2022 lalu dan dapat mendeteksi obyek serta dapat memetakan kondisi kontur bawah laut hingga kedalaman 200 meter.
Untuk kedalaman lebih dari 200 meter diperlukan alat multibeam echosounder yang lebih besar dan mungkin tidak dapat dipasang pada jetski.

Inovasi pemasangan multibeam echosounder pada jetski yang dilakukan oleh PT Geotronix diminati oleh negara lain seperti Rusia dan Australia.

“Tadi ada beberapa yang mampir kesini (stand Geotronix) dan kami tunjukkan. Memang ada dari Rusia dan Australia juga melihat (video jetski dipasangi multibeam echosounder), dan mereka mengakui belum pernah melakukan hal ini (jetski diinstal multibeam echosounder) di negaranya,” ungkap Fajar.

Ia menyampaikan saat ini baru ada satu jetski yang dipasang multibeam echosounder karena masih dalam tahap ujicoba dan waktu itu kami buktikan bisa diterapkan tetapi masih belum dapat diimplementasikan secara permanen pada jetski.

Tahap berikutnya setelah evaluasi dari ujicoba adalah kita akan mengimprovisasi penginstalan multibeam echosounder untuk mendapatkan hasil lebih optimal.

“Penginstalan hanya membutuhkan waktu 2 sampai 3 jam dan berat alat tidak sampai seperti kita menaiki jetski dua orang dewasa karena total berat alat dengan baterai tidak lebih dari 50 kilogram. Sehingga cukup ringan tidak seperti membawa satu orang tambahan di jetski dan kemampuan baterai bisa sampai 8 sampai 12 jam,” jelas Fajar.

Menariknya multibeam echosounder yang diinstal pada jetski oleh PT Geotronix layar monitornya bisa dikontrol oleh operator jetski, dan bisa juga dikontrol remote di darat oleh operator di darat menggunakan teknologi remote telemetri system.

Baca Juga :   Peringati Hari Baden Powell ke- 164, Pramuka Harus Berkarya di Masyarakat

TNI Angkatan Laut (TNI AL) dalam hal ini Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) menggelar pertemuan International North Indian Ocean Hydrographic Commission (NIOHC) ke-21 di Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa 23 Agustus 2022.

NIOHC atau Komisi Hidrografi Samudra Hindia Utara merupakan bagian dari International Hydrographic Organization (IHO).

IHO, Organisasi Hidrografi Internasional terbentuk sejak 1921. Saat ini chair NIOHC ke-21 adalah Indonesia.
Pertemuan NIOHC ke-21 di Bali ini diselenggarakan secara hybrid selama tiga hari, 23 sampai 25 Agustus 2022 dan dibuka oleh Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh 16 negara anggota NIOHC di antaranya Bangladesh, Srilangka, India, Oman, Maladewa, Australia, Pakistan, Saudi Arabia, Thailand dan Inggris (member), Prancis, Amerika Serikat, Mauritius, serta Indonesia sebagai tuan rumah.

Kasal Laksamana TNI Yudo Margono dalam sambutannya menyampaikan bahwa mengacu pada kebijakan pemerintah Indonesia untuk mencapai transformasi ekonomi berbasis maritim menuju visi Indonesia 2045.
TNI Angkatan Laut akan terus mendukung Pushidrosal untuk secara aktif terlibat dalam forum Hidrografi Global dan Regional, serta mengelola data Hidro-Oseanografi secara luas untuk mendukung implementasi perlindungan lingkungan, eksplorasi dan eksploitasi sumber daya maritim, pengelolaan wilayah pesisir, transportasi laut yang aman dan efisien, serta langkah-langkah pertahanan maritim yang kuat.

Selain itu, terkait pengembangan blue economy, keterlibatan Hidro-Oseanografi juga mencakup pengembangan industri perkapalan, serta peningkatan bisnis pariwisata dan penyebaran konservasi hutan mangrove yang sangat bermanfaat untuk mengurangi dampak dari tsunami.

“Melalui pertemuan ini, saya berharap kita dapat membangun saling pengertian tentang pentingnya Hidrografi untuk mendukung transformasi blue economy dunia, selain itu kita dapat menjawab tantangan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Kasal Laksamana TNI Yugo Margono.

Baca Juga :   Kualitas Arjuna Denpasar ini Terus Meningkat

Pertemuan NIOHC ke-21 merupakan pertemuan tatap muka pertama sejak merebaknya Pandemi Covid-19 tahun 2020 Lalu.

Pertemuan tersebut dipimpin oleh Laksamana Madya TNI, Nurhidayat (Komandan Pushidrosal) selaku Chair NIOHC.

Delegasi Indonesia dalam pertemuan ini diwakili oleh Komandan Pushidrosal Laksamana Madya TNI Nurhidayat, Asopssurta Danpushidrosal Laksamana Pertama TNI Dyan Primana Sobaruddin, M.Sc., Pabanops Pushidrosal Kolonel Laut (P) Dr. Oke Dwiyana P., Aspamkersamtas Danpushidrosal Kolonel Laut (P) Fajar Rusdianto, serta Kadispeta Letkol Laut (P) Agus Sutrianto.

Adapun agenda dan kegiatan pertemuan ini diantaranya penyampaian National Report oleh tiap Negara Anggota NIOHC (Member dan Associate Member).

Pada sesi National Report ini bertujuan untuk menyampaikan informasi perkembangan yang telah dicapai oleh Lembaga Hidrografi masing-masing negara anggota terkait.

Informasi yang disampaikan negara peserta diantaranya penyelenggaraan kemampuan survei hidrografi, kegiatan capacity building maupun kontribusi lembaga hidrografi pada bidang ruang lingkup secara nasional maupun regional seperti Search and Rescue (SAR) dan tanggap bencana alam.

Selain itu juga dibahas tentang perkembangan komite dan kelompok kerja (working group) di NIOHC yang meliputi North India Chart Coordination Working Group (NICCWG), NIOHC Capacity Building serta NIOHC Statute Working Group.(*/E-49)

 

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya