DENPASAR Jurnalbali.com
Penundaan kembali pembukaan pariwisata Bali terhadap wisatawan mancanegara yang sedianya dibuka Juli 2021, menyisakan sejumlah pertanyaan bagi berbagai kalangan terutama kalangan pelaku Pariwisata di Bali. Betapa tidak, dalam dua pecan menjelang memasuki bulan Juli, Satgas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali merilis jumlah pasien positif covid-19 yang kadang fluktuatif tetapi sering juga terus bertambah rata-rata diatas seratus pasien setiap hari.
—————————-
Padahal pada Minggu kedua bulan Juni, jumlah pasien positif covid-19 Bali sempat menyentuh angka terrendah mencapai 22 orang saja pasien positif covid-19. Namun sejak memasuki minggu kedua bulan Juni hingga Selasa, 29 Juni 2021, jumlah pasien positif covid-19 Bali terus bertambah. Tercatat pada Sabtu 29 Juni 2021 pasien positif kembali menyentuh angka tiga digit yaitu sebanyak 238 orang pasien positif. Pasien sembuh malah kurang dari separohnya yaitu 102 orang dan pasien meninggal 1 orang.
Melihat perkembangan yang lumayan meresahkan itu, pemerhati pariwisata, Taufan Rahmadi, seperti dilansir Bisnis.Tempo.co senin 28 Juni 2021, menyarankan Pemerintah Indonesia mengadopsi cara Selandia Baru dalam menangani sektor pariwisata Bali yang terpuruk akibat pandemi. Ia mengatakan pemerintah bisa menyusun tahap-tahap pembukaan gerbang internasional Bali untuk memulihkan sektor pariwisata Pulau Dewata seperti yang dilakukan Selandia Baru.
Ia pun mengusulkan sejumlah tahap penanganan pariwisata Pulau Dewata. Tahap pertama adalah lockdown yang berlangsung selama 14 hari. “Level I fase 14 hari ke depan lockdown Bali, Nyepikan Bali,” ujar Taufan.
Pada tahap itu, pemerintah diminta mengetatkan protokol kesehatan secara tegas dan konsisten. Pemerintah juga diminta mendorong para pekerja melakukan isolasi mandiri secara menyeluruh dan melakukan pekerjaannya dari rumah. Selama lockdown dilakukan, pemerintah juga disarankan menutup sekolah dan area publik. Setelah 14 hari berlangsung, Taufan menyebut perlu ada pengetesan Antigen secara massal kepada seluruh warga Bali.
Bila lockdown selesai, pemerintah dapat membuka Bali secara bertahap mulai penerbangan nasional hingga penerbangan internasional. Apabila tahap-tahap itu sudah dilalui, Bali disebut sudah bisa menerima kunjungan wisatawan negara.
Adapun Pemerintah Selandia Baru sebelumnya telah menerapkan empat level sistem peringatan bagi warganya untuk mencegah lonjakan angka covid-19. Level pertama berupa penutupan akses warga negara asing, level kedua pengetatan protokol kesehatan, level ketiga persoalan isolasi mandiri, dan level keempat shut down atau penghentian seluruh kegiatan di luar rumah.
Taufan menyebut rencana pemerintah mengundurkan jadwal pembukaan gerbang internasional Bali yang sedianya akan dilakukan pada Juli akibat melonjaknya kasus Covid-19 merupakan bentuk kekhawatiran. Ketidakpastian kebijakan ini dinilai berisiko memperburuk ekonomi Bali yang sebagian besar bertumpu pada sektor pariwisata.
“Menggantung Bali dengan kondisi seperti saat ini akan semakin membuat terpuruk ekonomi Bali dan semakin menjauhkan dari target-target pemulihan yang diharapkan,” ujarnya.
Menurut Taufan, penundaan kembali gerbang wisata Bali bagi turis asing harus menjadi momentum untuk berbenah. Membuat wilayah Bali menjadi zona hijau, kata dia, dapat dilakukan secara bertahap mulai desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi. (*/Bil)