Ironis, Lumbung Beras Lembor Harus Terima Sumbangan Beras

12/12/2021 09:40
Array
Masyarakat petani Lembor berkumpul untuk meneri beras sumbangan. (FOTO/Rio)
banner-single

LABUAN BAJO Jurnalbali.com

Ada ironi tentang petani dan persawahan Lembor Manggarai Barat. Betapa tidak, Lembor yang dikenal sebagai lumbung beras Manggarai, harus menelan pil pahit, yaitu menerima bantuan 1 ton beras dari pengusaha muda Stefan Gandi.

—————–

Peristiwa pembagian beras gratis tersebut pun tak pelak telah menampar keras pemerintah Kabupaten Manggarai Barat yang selama ini tidak mengambil langkah apapun untuk mengatasi kelaparan warga tani Lembor akibat setahun mereka tidak diijinkan menggarap sawah lantaran perbaikan irigasi. 

Pengusaha muda asal Lembor, Wae Bangka, Stefanus Gandi, memberikan bantuan 1 ton beras kepada masyarakat empat (4) desa yang terdampak gagal panen akibat rehabilitasi lima bendungan di Lembor, Manggarai Barat, Flores-NTT pada Jumat, 10 Desember 2021.

Stefanus Gandi menjelaskan bahwa bantuan ini merupakan bentuk perhatian dan keprihatinannya atas kondisi masyarakat Lembor yang mengalami gagal panen akibat perbaikan saluran irigasi dan bendungan.

Bagi Stefanus Gandi, bantuan ini memang kecil tapi ia berharap agar masyarakat bisa menerima dengan iklas. Adapun desa yang mendapat bantuan beras yakni, Desa Wae Bangka 130 KK, Desa Poco Rutang 5 KK, Desa Siru 45 KK, Desa Wae Kanta 20 KK.

Ia menjelaskan bahwa bantuan ini murni untuk masyarakat yang betul terdampak gagal panen akibat pengerjaan irigasi. Ia berharap agar Pemda Mabar bisa memperhatikan nasib para petani Lembor.

“Harapan saya, Pemda Mabar melalui dinas sosial agar lebih peka dalam memperhatikan dampak pembangunan irigasi di Lembor yang menyebabkan krisis pangan bagi kebanyakan warga Lembor yang terdampak,” ujarnya.

Menurutnya, masyarakat sangat membutuhkan intervensi Pemda Mabar dalam mengatasi kondisi krisis seperti yang tengah melanda Lembor karna dampak pembangunan irigasi.

Baca Juga :   Kunjungan Presiden Dikemas Santai, Ini Penjelasan Pemprov Bali

Ia menilai Pemda Mabar justru sangat lamban dalam mencari solusi. Kata Evan, justeru peran kepala daerah patut di pertanyakan ketika ada krisis pangan yang ada di depan mata tapi kemudian memilih menutup mata dan tidak berempati bahwa masyarakat tengah mengalami bencana kelaparan dan mengharapkan bantuan segera. (*/Rio)

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya