Pasca MoU dengan PT KAO, Kemenparekraf akan Ajak Stakeholders Lain Bangkitkan Desa Wisata

26/06/2022 02:49
Array
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu (FOTO/Ist)
banner-single

DENPASAR, jurnalbali.com – 

Selepas Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Kemenparekraf/Baparekraf) berkolaborasi dengan PT KAO Indonesia untuk mengembangkan desa wisata dan homestay yang ada di Tanah Air, Kemenparekraf akan terus mengajak seluruh stek holders pariwisata lainnya seperti perbankan, BUMN dan swasta nasional, untuk bersama-sama mengembangkan Desa Wisata. Seperti Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BCA, Astra, Adira dan lain-lain.

———————-

Demikian ditegaskan Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf/Baparekraf, Vinsensius Jemadu saat ditemui di Badung – Bali, pada Jumat 24 Juni 2022.

Vinsen mengatakan, Kemenparekraf RI sangat mengharapkan bahwa dengan gerak bersama ini, semakin banyak Desa-desa di Indonesia menjadi desa wisata sebagai kunci pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

‘Kita saat ini masih focus di destinasi utama superprioritas seperti Bali, Labuan Bajo, Danau Toba, Borobudur dan destinasi lain,’ ujarnya.

Dikatakan, kerja sama dengan PT KAO dan penggalangan kerjasama dengan Lembaga-lembaga lainnya ke depan, arahnya sudah jelas yakni bagaimana Kemenparekraf RI berusaha semaksimal mungkin menciptakan lapangan kerja dan kesempatan kerja seluas-luasnya.

‘Karena begitu kita bangun Desa Wisata, sub sektor pariwisata dan ekonomi kreatif seperti kuliner, souvenir, fashion dan sub sektor lainnya seperti UMKM akan bangkit. Karena mereka membutuhkan tenaga kerja, tercipta kesempatan kerja. Dengan demikian kita bisa mengangkat kesejahteraan desa-desa tersebut,’ ujar Vinsen.

‘Dan dari situlah kata dia, baru nanti pemulihan ekonomi secara nasional itu terasa. Kita mulai dari desa,’ tegasnya.

Saat ini dari hampir 80 ribu Desa di Indonesia, ada 7.500 yang masuk Desa wisata. Dan dalam dua tahun ini Kemenparekraf sudah berhasil menghimpun 3.500 Desa, jadi sudah hampir 50 persen, yang dihimpun melalui jejaring desa wisata, Jadesta (Jejaring Desa Wisata).

Baca Juga :   Pasien Covid-19 di Buleleng Sembuh 15 Orang

Jadesta adalah sejenis aplikasi yaitu platform untuk profiling desa wisata, Identifikasi kebutuhannya dan lain-lain. Manfaat Jadesta ini besar sekali, karena begitu desa-desa tersebut masuk Jadesta, pihak Kemenparekraf RI dapat melakukan profiling desa-desa tersebut.

Dari profiling tersebut nantinya akan diketahui kategorisasi desa wisata. Apakah desa tersebut masuk desa, rintisan, berkembang, maju atau mandiri. Kalau desa tersebut berada pada kategori desa rintisan atau kategori desa wisata berkembang, maka akan banyak interfensi dan juga fasilitas dari pemerintah untuk bisa mengangkatnya menjadi desa maju dan akhirnya menjadi desa mandiri.

‘Saat ini pada tahun 2020 dan 2021, ada sekitar 7 desa mandiri. Yang sudah banyak dikunjungi wisatawan domestik maupun luar negeri. Di Bali ada dua, yaitu Penglipuran dan Pemuteran,’ imbuh Vinsen.

Sementara itu Ketua Pengelola Desa Wisata Undisan, Kadek Karang yang juga hadir pada saat penandatanganan kerja sama dengan PT KAO, menegaskan pihaknya sangat mengapresiasi Pemerintah yang sudah ikut mendorong kemajuan desa wisata di Indonesia termasuk Desa Undisan Bali. Karena itu pihaknya bersama seluruh Stakeholders pariwisata di Undisan atau pelaku pariwisata yang ada di desa Undisan akan selalu berbenah.

‘Di Undisan sekarang banyak sekali home stay, yang dimaintance oleh para pelaku pariwisata. Ya sejujurnya kita akui ini semua untuk meneruskan mimpinya salah seorang tokoh pariwisata pak Jro Gde Karang. Dulu beliau berkeinginan agar melalui desa wisatalah masyarakat dapat menikmati kue pariwisata,’ ujar Kadek Karang.

Sejauh ini kata dia, infrastruktur sudah ada. Pihaknya bekerjasama dengan pemerintah desa. Hanya saja diakuinya bahwa dalam situasi pandemi dua tahun lalu, memang berjalan kurang maksimal.

‘Ya kita semua taulah. Tetapi kadepan kami meminta dibantu infrastrukturnya misalnya jalan melingkar di desa wisata. Karena potensi desa wisata Undisan itu luar biasa. Kita punya waterfall, tracking tengah sawah dan masih banyak lagi spot-spot lain,’ pungkasnya. (*/Bil)

Baca Juga :   Rekor Terendah Pasien Positif Sejak PPKM, Terjadi saat Umanis Galungan

Rekomendasi Anda

banner-single-post2
Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Terkini Lainnya